Jakarta, Investrade.app - Ada sebuah mall yang terlihat terawat dengan cat yang masih bagus, lampu yangmasih terang, dan rumput yang rapi. Meskipun usianya tua, pasti kamu akan lebih percaya ketimbang mall yang terlihat usang,
Walaupun barang yang mau kamu beli tidak ada sangkut pautnya terhadap mall itu. Tapi kondisi mall dari luar yang baik akan memberikan kepercayaan untuk kamu lebih yakin masuk ke dalam dan berbelanja.
Nahh…. Mall itu bisa diandaikan sebagai Indeks Harga Saham Gabungan yang punya fungsi sebagai indikator kondisi pasar saham Indonesia. Kok Bisa? Begini penjelasannya.
IHSG: Bukan Cuma Singkatan, Tapi Cerminan Kesehatan Pasar Saham Indonesia!
IHSG itu singkatan dari Indeks Harga Saham Gabungan. Gampangnya, IHSG ini semacam "termometer" atau "indikator" yang menunjukkan bagaimana performa keseluruhan pasar saham di Indonesia. Bayangin gini, kalau kamu mau tahu kesehatan tubuhmu, kamu lihat suhu badan, tekanan darah, dan lain-lain, kan? Nah, kalau mau tahu kesehatan pasar saham kita, lihatlah IHSG!
IHSG ini dihitung dari pergerakan harga saham semua perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jadi, kalau ada banyak saham perusahaan gede yang harganya naik, kemungkinan besar IHSG juga ikut naik. Sebaliknya, kalau banyak yang turun, IHSG juga bisa ikut tertekan.
Baca juga : 5 Istilah-Istilah Dasar di Dunia Saham yang Wajib Diketahui Pemula Saham!
Kenapa IHSG Naik Turun?
Nah, ini pertanyaan yang sering muncul di benak investor saham pemula. Pergerakan IHSG itu dipengaruhi oleh banyak faktor, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Faktor Domestik (Dalam Negeri):
- Kinerja Ekonomi Indonesia: Kalau ekonomi Indonesia lagi bagus, misalnya pertumbuhan ekonomi tinggi, inflasi terkendali, dan tingkat pengangguran rendah, ini biasanya jadi sentimen positif buat pasar saham, termasuk IHSG. Perusahaan-perusahaan diharapkan bisa mencetak keuntungan lebih tinggi, sehingga saham mereka jadi menarik.
- Kebijakan Pemerintah: Kebijakan fiskal (pajak, anggaran) dan moneter (suku bunga) dari pemerintah dan Bank Indonesia juga sangat berpengaruh. Misalnya, kalau suku bunga acuan diturunkan, ini bisa mendorong orang untuk berinvestasi di saham ketimbang menabung di bank, yang pada akhirnya bisa bikin IHSG naik.
- Sentimen Pasar: Nah, ini kadang nggak terduga. Berita-berita positif atau negatif tentang kondisi politik, bencana alam, atau bahkan isu-isu sosial bisa mempengaruhi kepercayaan investor saham dan memicu pergerakan IHSG.
Faktor Eksternal (Luar Negeri):
- Ekonomi Global: Ekonomi negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Tiongkok, atau Eropa punya efek domino ke seluruh dunia. Kalau ekonomi mereka goyah, bisa-bisa pasar saham di Indonesia juga kena imbasnya.
- Harga Komoditas Dunia: Indonesia adalah salah satu eksportir komoditas besar (minyak, batu bara, sawit, dll.). Jadi, kalau harga komoditas dunia naik, perusahaan-perusahaan di sektor ini bisa untung besar, yang berimbas positif ke saham mereka dan pada akhirnya mendorong IHSG.
- Arus Dana Asing: Banyak investor saham dari luar negeri yang menanamkan modalnya di Indonesia. Kalau mereka berbondong-bondong masuk (beli saham), IHSG bisa naik. Sebaliknya, kalau mereka ramai-ramai keluar (jual saham), IHSG bisa terkoreksi.
Jadi, Kenapa Kamu Harus Tahu IHSG Sebagai Pemula Saham?
Ini poin pentingnya! Meskipun kamu mungkin baru mulai investasi saham dan hanya beli saham satu atau dua perusahaan, tahu pergerakan IHSG itu krusial. Kenapa?
- Indikator Kesehatan Pasar: IHSG memberikan gambaran umum tentang kondisi pasar saham saat ini. Kalau IHSG lagi lesu, berarti secara umum sentimen pasar lagi negatif. Ini bisa jadi sinyal buat kamu untuk lebih hati-hati dalam mengambil keputusan investasi saham. Sebaliknya, kalau IHSG lagi hijau royo-royo, itu bisa jadi sinyal positif.
- Membantu Mengidentifikasi Tren: Dengan mengamati pergerakan IHSG dari waktu ke waktu, kamu bisa melihat tren pasar. Apakah sedang dalam tren naik (bullish) atau tren turun (bearish)? Ini bisa membantu kamu sebagai investor saham dalam menentukan strategi. Misalnya, di pasar bearish, mungkin lebih baik menahan diri atau fokus pada saham defensif.
- Membandingkan Kinerja Portofolio: Kamu bisa membandingkan kinerja saham yang kamu punya dengan pergerakan IHSG. Kalau portofolio saham kamu menunjukkan performa yang lebih baik dari IHSG, berarti pilihan investasi saham kamu cukup bagus. Sebaliknya, kalau jauh di bawah IHSG, mungkin saatnya untuk mengevaluasi ulang strategi.
- Menambah Wawasan tentang Makroekonomi: Dengan mengikuti berita tentang IHSG, kamu secara tidak langsung akan lebih sering terpapar berita-berita ekonomi makro, baik domestik maupun global. Ini akan memperkaya wawasanmu sebagai investor saham dan membantumu membuat keputusan yang lebih informed.
Baca juga: Mengenal Untung dan Rugi Investasi Saham: Panduan untuk Pemula
IHSG Turun, Apakah Otomatis Rugi? Belum Tentu!
Ini mitos yang sering bikin pemula saham panik. Kalau IHSG lagi turun, bukan berarti semua saham pasti turun dan kamu langsung rugi. Ada kalanya, di tengah IHSG yang merah, beberapa saham tertentu justru naik karena sentimen positif pada sektor atau perusahaan tersebut.
Begitu juga sebaliknya, saat IHSG melonjak, nggak semua saham ikut terbang. Makanya, penting banget untuk melakukan analisis terhadap saham pilihanmu, bukan cuma ngikutin pergerakan IHSG secara buta.
Jadi, IHSG itu bukan hantu yang harus ditakuti, tapi lebih ke teman yang bisa memberimu informasi penting tentang kondisi pasar saham. Sebagai pemula saham, kamu nggak perlu panik kalau IHSG merah, atau terlalu euforia kalau IHSG hijau. Gunakan IHSG sebagai salah satu indikator untuk membantu pengambilan keputusan investasi saham kamu.
Terus belajar dan jangan cepat puas dengan informasi yang ada. Dunia investasi saham itu dinamis, dan investor saham yang sukses adalah mereka yang terus belajar dan beradaptasi.
Ada pertanyaan lain seputar IHSG atau dunia saham? Yuk, baca-baca artikel lainnya di investrade.app
ra/ra