Jakarta, Investrade.app - Bagi Kamu yang baru ingin memulai perjalanan investasi, saham seringkali menjadi pilihan yang menarik sekaligus berisiko.
Di satu sisi, potensi keuntungan yang menggiurkan selalu menjadi daya tarik. Namun, di sisi lain, risiko kehilangan modal juga tak bisa diabaikan.
Artikel ini akan memandu Kamu, para pemula, untuk memahami apa saja keuntungan dan risiko berinvestasi saham agar Kamu bisa mengambil keputusan yang lebih bijak.
Keuntungan Berinvestasi Saham
Investasi saham menawarkan beberapa keuntungan menarik yang bisa membuat aset Kamu bertumbuh seiring waktu:
- Potensi Keuntungan Tinggi: Ini adalah daya tarik utama saham. Jika Kamu memilih saham perusahaan yang fundamentalnya kuat dan terus bertumbuh, nilai investasi Kamu bisa meningkat signifikan dalam jangka panjang. Kenaikan harga saham ini disebut capital gain.
- Dividen: Selain kenaikan harga, banyak perusahaan membagikan sebagian keuntungannya kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Dividen ini bisa menjadi sumber penghasilan pasif yang rutin, tergantung kebijakan perusahaan.
- Likuiditas Tinggi: Saham diperdagangkan setiap hari di bursa efek. Ini berarti Kamu bisa membeli atau menjual saham kapan saja selama jam bursa. Likuiditas tinggi ini memberi Kamu fleksibilitas untuk mengakses dana Kamu jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
- Kepemilikan Perusahaan: Dengan membeli saham, Kamu secara tidak langsung menjadi bagian dari pemilik perusahaan tersebut. Meskipun porsi kepemilikan Kamu mungkin kecil, ini memberikan Kamu hak untuk menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan memberikan suara pada keputusan penting perusahaan.
- Lindung Nilai Terhadap Inflasi: Dalam jangka panjang, investasi saham seringkali dapat mengalahkan laju inflasi. Ini berarti daya beli uang Kamu tidak akan tergerus oleh kenaikan harga barang dan jasa, bahkan cenderung meningkat.
Risiko Berinvestasi Saham
Meski menjanjikan, investasi saham juga menyimpan beberapa risiko yang perlu Kamu pahami dengan baik:
- Risiko Kehilangan Modal (Kerugian): Ini adalah risiko paling mendasar. Harga saham bisa naik, tapi juga bisa turun. Jika Kamu menjual saham saat harganya lebih rendah dari harga beli, Kamu akan mengalami kerugian (capital loss). Kerugian ini bahkan bisa mencapai seluruh modal yang Kamu investasikan jika perusahaan bangkrut.
- Volatilitas Pasar: Harga saham sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari kondisi ekonomi makro, kebijakan pemerintah, berita perusahaan, hingga sentimen investor. Fluktuasi harga yang cepat dan tidak terduga ini disebut volatilitas. Volatilitas bisa menyebabkan nilai investasi Kamu naik turun drastis dalam waktu singkat.
- Risiko Perusahaan (Fundamental): Kinerja perusahaan yang sahamnya Kamu beli sangat menentukan. Jika perusahaan mengalami masalah keuangan, manajemen yang buruk, atau kalah bersaing, sahamnya bisa merosot tajam. Oleh karena itu, penting untuk selalu menganalisis fundamental perusahaan sebelum berinvestasi.
- Risiko Likuiditas (Untuk Saham Tertentu): Meskipun secara umum saham memiliki likuiditas tinggi, beberapa saham dengan kapitalisasi pasar kecil atau yang jarang diperdagangkan mungkin sulit untuk dijual dengan cepat tanpa memengaruhi harganya.
- Risiko Inflasi (Bagi Sebagian Investor): Meskipun saham bisa menjadi lindung nilai inflasi, ada kalanya inflasi yang sangat tinggi dapat memengaruhi daya beli dividen atau keuntungan Kamu.
Jadi, investasi saham menawarkan peluang besar untuk mengembangkan kekayaan Kamu, namun tidak datang tanpa risiko. Sebagai pemula, kunci utamanya adalah memulai dengan pengetahuan yang cukup, memahami profil risiko Kamu, dan berinvestasi sesuai dengan tujuan jangka panjang Kamu. Jangan tergiur dengan keuntungan instan, dan selalu lakukan riset mendalam sebelum memutuskan untuk membeli saham suatu perusahaan.
Apakah Kamu siap untuk mulai mempelajari lebih lanjut tentang analisis saham?